11 February 2016

Bukan Karyawan Yang Baik

Alkisah, diceritakanlah tentang si Joni, seorang karyawan yang rutinitas hariannya hanya menggerutu tentang situasi dan kondisi kantornya. Tiada hari yang dilewatkannya tanpa mengeluh tentang segala hal yang menurutnya tidak berjalan sesuai dengan harapannya. Hari ini dia mengeluh tentang tiga orang bawahannya yang menurutnya sudah sangat tidak menghormatinya, dilain hari dia mengeluh tentang atasannya yang dirasakannya tidak cukup membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Dia merasa selalu harus berjuang sendiri untuk mengatasi ini dan itu terkait pekerjaanya.

Tanpa dia sadari ternyata dari sekian orang yang satu kantor dengannya, hanya dialah yang merasakan kondisi tersebut. Rekan kerja lainnya merasa pekerjaanya tidak ada masalah yang benar-benar menjadikannya harus mengeluh setiap hari. Entahlah karena mereka sangat menguasi dan memahami dengan setiap detail pekerjaannya, sehingga setiap muncul masalah selalu dapat menyelesaikannya dengan segera, atau bisa juga karena beberapa rekan kerjanya itu sama sekali tidak pernah ambil pusing dengan apa yang terjadi di kantor tersebut. Mereka benar-benar menganggap setiap masalah adalah hanya bumbu dari sebuah pekerjaan yang dijalani. 

Selidik punya selidik, ternyata si Joni ini selalu mengeluh karena merasa kesulitan dalam memecahkan setiap masalah yang ditemuinya. Parahnya, tak jarang dia tidak mau menerima masukan yang disampaikan oleh rekan kerjanya. Ketika ditanyaka mengenai suatu hal terkait pekerjaannya, kesan yang mudah sekali ditangkap adalah "sok tahu" meskipun sebenarnya apa yang dipahaminya jelas-jelas keliru. Tak jarang dia salah sasaran dalam memfollowUp suatu masalah yang dihadapinya. Masalah yang seharusnya dikejar ke HRD, malah dia kejar ke bagian keuangan. Masalah yang seharusnya dikejar ke keuangan, malah dia kejar ke bagian sales. Begitu seterusnya. Dengan kondisi seperti itu, tak jarang menimbulkan tidak adanya respek dari para bawahannya. Dalam beberapa kesempatan, justru bawahannya lah yang lebih paham dengan cara penyelesaian masalah yang muncul. Lama kelamaan, dia sama sekali tidak dihormati para bawahannya. Anak buahnya yang jumlahnya tidak seberapa itupun kerap menjadikannya sebagai bahan gunjingan di sela-sela obrolan pagi dengan karyawan lainnya (di ruangan yang berbeda).

Andaikan saja si Joni ini mau benar-benar belajar sehingga bisa menjadi karyawan yang menguasai setiap detail pekerjaannya, maka sikap "sok tahu"nya mungkin bisa saja tertutupi dengan skill-nya yang baik. Andaikan saja setiap SOP kerja yang ada di perusahaan tersebut benar-benar dibaca, dipelajari, dipahami dan diaplikasikan dengan baik oleh dia maka bukan tidak mungkin karirnya akan cepat meroket. Andaikan itu semua benar-benar bisa terwujud, maka respek bawahan pun akan muncul kembali. Sikap atasan pun akan semakin perhatian. Seluruh rekan kerja pun akan dengan senang hati membantunya untuk terus bekerja dengan baik.

Dengan usia yang sudah semakin matang (beranjak tua) sudah selayaknya dia menduduki jabatan yang lebih baik dengan penghasilan yang lebih baik juga tentunya. Karena bagi setiap karyawan sejati, tujuan yang paling realistis adalah terus menapaki jenjang karir yang lebih baik setiap periodenya dengan mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dari tempatnya bekerja.

==========================

Ini hanya sebuah cerita saja. Untuk cerminan kita semua, bahwa dalam bekerja kita dituntut untuk benar-benar bertanggungjawab dengan cara menguasai pekerjaan tersebut secara detail. Terlepas apapun posisi dan jabatan kita saat ini. Anda seorang staff, supervisor, manajer atau bahkan direktur sekalipun.

  • Ketika ada diposisi bawah (staff/spv), maka dengan mengetahui detail pekerjaan akan membuat semua pekerjaan terasa lebih mudah dan cepat terselesaikan dengan baik, bahkan bisa melebihi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
  • Ketika ada diposisi atas (managerial), maka  dengan mengetahui detail pekerjaan akan membuat Anda bisa mengontrol tanggung jawab setiap personal dalam perusahaan dan memberikan penilaian kinerja bawahan secara fair.


0 comments:

Post a Comment