18 May 2010

Mengkaji Esensi dan Konsep Ilmu Pengetahuan

aLamathuR.com - Ilmu menurut bahasa adalah pengetahuan, tetapi menurut istilah, ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi manusia sehingga menjadi sebuah materi yang dapat dikaji dan dapat digunakan demi kelangsungan hidup manusia.

Pada dasarnya ilmu itu bersumber pada filsafat. Filsafat ini kemudian berkembang lagi sejalan dengan perkembangan zaman menjadi beberapa ilmu-ilmu pokok, yaitu ilmu kealaman, ilmu sosial, dan ilmu kebudayaan.


Esensi dan Konsep Ilmu-ilmu Kealaman  
Alam adalah sebuah benda yang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa yang terdiri dari semua makhluk yang ada didalamnya baik itu benda hidup maupun benda mati yang menjadi sebuah kesatuan kehidupan yang tidak dapat dipisahkan.

Alam tidak dapat berdiri sendiri karena alam adalah ciptaan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu kelangsungan hidup alam itu tergantung pada kehidupan yang ada di dalamnya.

Di alam terdapat berbagai unsur-unsur kehidupan dimulai dari unsur yang terkecil hingga kepada unsur yang besar. Kita sebagai manusia termasuk dalam unsur yang terkecil sama seperti halnya binatang, dan tumbuhan, serta makhluk lainnya yang ada di alam semesta ini.

Pada dasarnya, ilmu kealaman ini mempelajari tentang berbagai gejala-gejala alami yang ada di sekitar kita. seperti mengapa kita bisa tumbuh dan berkembang, mengapa ada air, tanah, batu, dan udara, itulah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang sering timbul pada manusia-manusia yang hidup sebelum kita, yang kemudian melahirkan konsep tentang ilmu kealaman. Dengan berkembangnya zaman, ilmu inipun berkembang menjadi beberapa bagian yang megkaji tentang gejala alam ini dari sudut pandang yang berbeda. Bagian dari Ilmu ini antara lain adalah Fisika, kimia, Biologi, astronomi dan Matematika.

Ilmu kealaman ini adalah sebagai alat untuk mengetahui bagaimana semua ini tercipta, dan menjadi sebuah sistem yang bernama kehidupan dan semua yang terjadi di alam ini. Di sini kita kenal ada ilmu Biologi yang mempelajari tentang substansi biologis yang terdapat dalam tubuh makhluk, Fisika yang mempelajari tentang segala energi yang terjadi di alam ini, kimia yang mempelajari unsur-unsur yang bersifat mikro yang dapat di alam ini dan reaksi yang ditimbulkan dari unsur-unsur ini sehingga menjadi sebuah pengaruh besar terhadap kehidupan makhluk di alam semesta ini, astronomi mempelajari seluruh benda di langit dan matematika mempelajari perhitungan yang dapat membantu manusia dalam memprediksi kehidupannya. Pokok-pokok keilmuan ini adalah membahas tentang pengukuran, materi dan perubahannya, mekanika, suhu dan kalor, gelombang, bunyi, optika, listrik dan magnet, bumi dan alam semesta, tumbuhan dan lingkungan, hewan dan lingkungan, tubuh dan gizi.

Yang akhirnya akan memberikan pemahaman kepada kita sebagai manusia yang diberikan akal oleh Tuhan bahwa kita ini adalah bagian terkecil dari seluruh kehidupan yang ada di alam semesta ini. Oleh karena kita memiliki kemuliaan tersebut, kita dituntut untuk dapat menjaga kelangsungan hidup alam semesta. Dan disitu pulalah kita dapat memeahami kebesaran Tuhan.


Esensi dan Konsep Ilmu-ilmu Sosial
Pada dasarnya ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tindakan-tindakan manusia yang berlangsung dalam proses kehidupannya serta menjelaskan mengapa manusia berkelakuan seperti itu.

Ilmu ini mencakup dalam segala hal yang menyangkut perilaku manusia di salam kehidupannya, oleh karena itu ilmu ini dibagi-bagi lagi dalam beberapa sub ilmu yaitu: Antropologi, Ekonomi, Geografi, Ilmu politik, Sejarah, dan Sosiologi.


Esensi dan Konsep Ilmu-ilmu Budaya
Kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dua sisi yang, satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Berasal dari kata sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata “Buddhi” yang berarti budi akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budhi akal.

Selo Soemarjono dan Soelaiman Sumardi memberikan batasan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta manusia, oleh karena itu ilmu ini terpisah dari ilmu-ilmu sosial. Karya menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekelilingnya untuk keperluan masyarakat luas. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai kemasyarakan dalam arti luas misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian, bahasa, dan semua unsur hasil ekspresi dari jiwa manusia sebagai anggota masyarakat. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir dari orang-orang yang hidup sebagai anggota masyarakat yang antara lain menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan baik murni maupun terapan. Rasa dan cipta menghasilkan kebudayaan rohaniah atau spiritual. Semua karya, rasa, cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya supaya sesuai dengan kepentingan masyarakat.

Kebudayaan yang khusus yang terdapat pada suatu golongan dalam masyarakat, yang berbeda dengan kebudayaan golongan masyarakat maupun kebudayaan seluruh masyarakat mengenai bagian yang tidak pokok dinamakan kebudayaan khusus (subculture). Hal ini timbul antara lain perbedaan lingkungan, suku bangsa, agama, latar belakang pendidikan, profesi dan sebagainya. Selain adanya subculture sering timbul “Counter Culture”. Hal ini tidak serasi dengan kebudayaan induk

Koentjaraningrat merumuskan sedikitnya ada 3 wujud kebudayaan, yaitu: wujud ide, Wujud kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, Wujud benda-benda hasil karya manusia.

Wujud kebudayaan di atas memiliki kegunaan yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam-macam kekuatan yang dihadapi manusia dan masyarakat yang tidak selalu baik bagi masyarakat dapat ditepis dengan menggunakan kebudayaan. Di samping itu kebudayaan dapat digunakan untuk mengatur hubungan dan sebagai wadah segenap manusia sebagai anggota masyarakat kemudian. Tanpa kebudayaan, manusia tidak bisa membentuk peradaban seperti apa yang kita punya sekarang ini.


Benang Merah

Jadi apakah benang merah dari bahasan diatas? Intinya adalah manusia harus menyadari mengenai eksistensinya terkait hubungan dirinya dengan sesamanya, dengan alam sekitar, dan tentunya dengan Sang Penciptanya. Secara sederhananya, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa dengan ilmunya, manusia hendaknya dapat :

  1. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk Tuhan dalam mendekatkan diri kepada-Nya, melalui hubungan sesama manusia dan lingkungan alam.
  2. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk sosial, budaya dan bagian yang tak terpisahkan dari alam sekitarnya.
  3. Meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup.
  4. Meningkatkan pengetahuan tentang Iptek dalam menerapkannya secara selaras, serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup, untuk mempertahankan kelestarian kehidupan umat manusia serta kehidupan pada umumnya.
  5. Meningkatkan kepekaan dan keterbukaan terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi; serta bertanggung jawab terhadap memecahkan tersebut. 

Referensi : dari berbagai sumber

5 comments:

  1. Bener gan...saking banyaknya cabang2 ilmu, seringkali ilmu-ilmu ini saling bertemu dan menghasilkan kajian antardisiplin yang sukar dipisahkan.

    ReplyDelete
  2. ilmu itu banyak harus dipelajari tetapi yang paling penting diamalkan dan di sebarkan :)
    ilmu yang bermanfaat adalah salah satu jalan menuju surga ;)

    ReplyDelete
  3. Ria : masih musim nge-gosip-in surga? ;)
    Acchmadtaher : akuuur :)
    Alam : ekeu jadi ingat buku Hakikat Ilmu, Jujun Soemantri apa yah, buku jadul dari Obor. cocok dengan yang kamu bahas di sini ;)

    ReplyDelete
  4. + Achmad Taher : betul, analisa sederhana yang tepat..

    + Ria : karena itu mudah2an dengan blog ini bisa jadi media buat bagi2 ilmu dan pengalaman.. bukan begitu?

    + duniaputri : keuun bae atuh ceu..
    o gitu? sayah malah belom pernah kenalan sama kang Jujun nya.. kasep teu? wkwkwkkk..

    ReplyDelete
  5. pokoknya salut.. Excellent message and we should learnt form this..

    ReplyDelete